7 Jenis Varietas Benih Padi Unggul Tahun 2020

Setiap petani pasti ingin memperoleh hasil produksi yang tinggi dari hasil tanaman yang dipanennya, tak terkecuali petani padi. Sebenarnya da beberapa hal yang menjadikan padi kita memiliki hasil yang unggul dan melimpah ruah. Diantaranya adalah pemilihan benih padi, pemupukan dan pengendalian hama penyakit. Dengan 3 kunci diatas asalkan dijalankan dengan tepat hasilnya pasti melimpha ruah. Namun yang tak kalah penting disini ialah pemilihan jenis padi. Karena secara genetik berbeda, hasilnyapun juga ikut berbeda.Berkut merupakan 7 varietas padi unggul di Indonesia tahun 2020 yang telah dirangkum darberbagai sumber yang kredibel dan terpercaya.


7. Inpari 43 NS

Diurutan ketujauh ada Varietas benih padi unggul Inpari 43 Agritan GSR. Varietas yang menyandang gelar GSR ini mampu berproduksi 10 ton perhektare, dengan rata-rata produksi sebesar 6,65 ton perhektar. Kelebihan lainnya dari varietas ini adalah lebih tahan terhadap hama wereng coklat dan ngengat.




6. Inpari 42 Agritan GSR

Varietas padi Hibrida yang dikeluarkan pada tahun 2016 ini banyak disukai oleh para petani, pasalnya padi ini memiliki rasa yang sangat pulen dan tingkat kerontokannya yang sangat tinggi, apalagi p[otensi hasilnya mencapai 10, 56 ton per hektare dengan rata-rata produksi sebesar 7, 9 ton perhektar.




5. Padjajaran

Padjajaran merupakan varietas padi yang dikeluarkan oleh BALITBANGTAN RI pada tahun 2018. Padi Padjajaran ini menjadi varietas padi dengan hasil tertinggi yang dikembangkan oleh pemerintah selama ini. Dengan potensi panen yang mencapai hasil 11 ton perhektar dengan rata-rata hasil hingga 7,8 ton perhektar, padi ini lebih unggul dari INPARI 42 mapun INPARI 43.  Sayang sekali benih padi ini masih sangat sulit ditemui di toko-toko pertanian karena distribusinya yang berjalan sangat lambat. Jika anda ingin membelinya, lebih baik melalui online saja.




4. LOGAWA
Pada urutan keempat ada varietas padi Logawa, merupakan padi pera yang dikembangkan oleh BBPADI yang dilaunching pada tahun 2003 silam.  Meski varietas jenis lama, namun jangan salah sangka dulu, karena padi Logawa ternyata memiliki keunggulan yang tidak kalah dengan varietas-varietas padi terbaru, yakni potensi hasil panennya bisa mencapai 9 ton perhektar dengan rata-rata hasil panen 8 ton perhektar. Padi ini juga lebih tahan terhadap serangan wereng coklat dan hawar daun.




3. M400
Diurutan keempat ada varietas padi unggul M400, produk dari MTANI. Varietas ini benar-benar layak untuk diapresiasi, pasalnya padi ini bisa menghasilkan 400 bulir per malai, sehingga berpotensi menghasilkan 11 ton perhektar, dan rata-rata hasil di petani sebesar 8,8 ton perhektar. Selain itu, varietas ini memiliki usia yang pendek dan lebih mudah dalam perawatan.




2. IF16
IF16 atau Indonesia Farmer 16 merupakan varietas padi hasil pengembangan dari varietas sebelumnya yakni IF8, yang dirakit oleh AB2TI (Asosiasi Bank Benih & Teknologi tani Indonesia) pada pertengahan 2019. Padi ini mempunyai rasa nasi yang pulen, tahan terhadap hama wereng coklat, penggerek batang dan penyakit blas. Varietas ini mempunyai potensi hasil yang luar biasa yaitu diatas 12 ton perhektar. Namun karena masih baru, untuk hasil rata-ratanya ditingkat petani belum diketahui secara pasti.




1. PIM 1
Sampai juga akhirnya diurutan pertama, ada varietas padi PIM1. Padi PIM ini biasa dikenal dengan sebutan padi raksasa, merupakan varietas padi purba. Varietas asli lokal ini membukukan hasil yang cukup mencengangkan yakni 15 ton perhektar. Belum ada data berapa rata-rata hasil panennya ditingkat petani, karena padi jenis ini masih sangat jarang ditanam orang.



Padi raksasa yang mampu mncapai ketinggian 2 meter ini mampu menghasilkan 700 hingga 900 bulir padi per malai, sehingga hasi panen PIM1 bisa mencapai 2 kali lipat dari padi normal.

Daya tahan padi ini terhadap serangan hama wereng coklat sudah teruji, dan ini merupakan salah satu keunggulan PIM1, selain rasa nasinya yang pulen dan gurih manis.

Sangat disayangkan padi PIM-1 ini belum tersertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB).

Comments