Mengenal PIM1 Padi Raksasa Varietas Lokal Jaman Purba Yang Dibangkitkan Lagi
Padi Indonesia Menggugat atau atau disingkat PIM adalah nama yang diberikan kepada varietas padi purbakala asli lokal yang berhasil dibangkitkan lagi menjadi fenomena, karena padi bernama PIM1 ini mampu tumbuh hingga 2 meter, tak heran jika varietas ini disebut juga sebagai padi raksasa.
Padi ini mampu berproduksi sebesar 15 ton perhektar, sebagaimana diklaim oleh Udin, salah seorang petani asal Blitar yang telah berhasil melakukan ujicoba penanaman padi raksasa ini dengan hasil panen yang cukup memuaskan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan hasil panen padi yang biasanya ia tanam.
Menurut pria bernama asli Mohammad Diaudin Aridowi (24), varietas padi PIM1 sengaja tidak disertifikasi karena berbagai alasan. "Bibit padi ini sengaja tidak disertifikasi. Padahal dari balai benih pernah menawar Rp 600 juta, tapi ditolak. Sampai Rp 1 miliar juga tetap ditolak," ungkap Udin. Pria ini lebih lanjut menuturkan, bahwa sertifikasi justru akan mengakibatkan harga benih ini menjadi tinggi, sedangkan tujuan dari penciptaan benih ini adalah semata untuk kemakmuran petani Indonesia.
PIM1 adalah hasil dari sebuah riset panjang yang dimulai sejak tahun 2002 hingga 2012. Ujicoba penanaman pertama dilakukan didalam Greenhouse terjadi pada rentang waktu 2012 hingga 2014, dan baru pada 2015 padi raksasa ini mulai ditanam oleh petani.
Meski sudah banyak petani yang puas dan merasakan manfaat dari penggunaan benih padi PIM1 baik dari segi tonase perpanen serta rasa yang pulen, tetapi riset belumlah selesai. Saat ini saja tim periset masih dalam penelitian dua varietas PIM susulan YAKNI pim2 dan PIM3.
Memang, proses uji coba sebuah varietas padi baru bisa memakan waktu yang amat sangat lama. Juga butuh biaya tak sedikit. Karena itu, tim memanfaatkan alat seadanya. Misalnya untuk memisahkan DNA, tim menggunakan cara manual.
Kita doakan semoga padi raksasa ini segera dilegalkan supaya lebih banyak petani yang bis aikut merasakan manisnya bertani padi menggunakan benih varietas lokal, dengan hasil panen melimpah, dua kali lipat dan rasa yang pulen.
Padi ini mampu berproduksi sebesar 15 ton perhektar, sebagaimana diklaim oleh Udin, salah seorang petani asal Blitar yang telah berhasil melakukan ujicoba penanaman padi raksasa ini dengan hasil panen yang cukup memuaskan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan hasil panen padi yang biasanya ia tanam.
Menurut pria bernama asli Mohammad Diaudin Aridowi (24), varietas padi PIM1 sengaja tidak disertifikasi karena berbagai alasan. "Bibit padi ini sengaja tidak disertifikasi. Padahal dari balai benih pernah menawar Rp 600 juta, tapi ditolak. Sampai Rp 1 miliar juga tetap ditolak," ungkap Udin. Pria ini lebih lanjut menuturkan, bahwa sertifikasi justru akan mengakibatkan harga benih ini menjadi tinggi, sedangkan tujuan dari penciptaan benih ini adalah semata untuk kemakmuran petani Indonesia.
PIM1 adalah hasil dari sebuah riset panjang yang dimulai sejak tahun 2002 hingga 2012. Ujicoba penanaman pertama dilakukan didalam Greenhouse terjadi pada rentang waktu 2012 hingga 2014, dan baru pada 2015 padi raksasa ini mulai ditanam oleh petani.
Meski sudah banyak petani yang puas dan merasakan manfaat dari penggunaan benih padi PIM1 baik dari segi tonase perpanen serta rasa yang pulen, tetapi riset belumlah selesai. Saat ini saja tim periset masih dalam penelitian dua varietas PIM susulan YAKNI pim2 dan PIM3.
Memang, proses uji coba sebuah varietas padi baru bisa memakan waktu yang amat sangat lama. Juga butuh biaya tak sedikit. Karena itu, tim memanfaatkan alat seadanya. Misalnya untuk memisahkan DNA, tim menggunakan cara manual.
Kita doakan semoga padi raksasa ini segera dilegalkan supaya lebih banyak petani yang bis aikut merasakan manisnya bertani padi menggunakan benih varietas lokal, dengan hasil panen melimpah, dua kali lipat dan rasa yang pulen.
Comments
Post a Comment